Hari ini aku mengantar Abi ke bandara. Abi mau ke Jakarta berobat di rumah sakit Proklamasi. Dulu aku sudah pernah ke sana. Aku juga sudah pernah ke Monas. Kata Abi, emasnya sudah pernah dicuri, tapi helicopter polisi sudah menangkap pelakunya. Terus, aku sudah pernah ke taman Proklamasi. Aku ingin membeli mainan tapi tidak ada. Mencari di cafe tidak ada, mencari di luar pun tidak ada.
Dhiya, my smallest son. He is studying at Natural School Baiturrahman Bontang. He was born on Feb 2005. He wants to write his story in a blog. Ok, honey. Let's try.
Rabu, 23 November 2011
Waktu Abi di Rumah Sakit Proklamasi
Hari ini aku mengantar Abi ke bandara. Abi mau ke Jakarta berobat di rumah sakit Proklamasi. Dulu aku sudah pernah ke sana. Aku juga sudah pernah ke Monas. Kata Abi, emasnya sudah pernah dicuri, tapi helicopter polisi sudah menangkap pelakunya. Terus, aku sudah pernah ke taman Proklamasi. Aku ingin membeli mainan tapi tidak ada. Mencari di cafe tidak ada, mencari di luar pun tidak ada.
Sabtu, 12 November 2011
Dhiya wrote : "Bermain Tenis"
Hari ini hari minggu. Aku tenis. Umi dan Abi taklim, jadi Umi tidak tenis. Jadi aku sendiri tapi ada Pak Yanto. Aku bermain tenis bersama teman-teman Umi. Habis tenis aku ikut Tante Yuli ke tojasera beli teh poci.
Rabu, 09 November 2011
Dhiya wrote : "Naik sepeda"
Hari ini kami bersepeda keliling komplek. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Kami ke halte pese 3. Hujan pun mulai reda, kami melanjutkan perjalanan. Ternyata hujan masih turun kami pun terus melanjutkan. Sampai rumah kami pun basah kuyup. Aku langsung ke kamar mandi. Habis itu aku langsung pakai baju danceline. Kita makan bakso.
Rabu, 02 November 2011
Kaya Versi Dhiya
"Bagaimana hari ini, Dhiya? Menyenangkan?" pertanyaan rutin yang selalu kulontarkan pada putra bungsuku ketika ia masuk mobil dan duduk di sebelahku, saatku menjemputnya.
"Hem..hem..." jawabnya selalu dengan nada khas.
Sebelum menginjak pedal gas, aku akan memandangnya dengan raut bertanya. Kalau Dhiya tak menjawab, aku biasanya melanjutkan dengan kalimat, "Memangnya tadi belajar apa?". Hhhh.. pertanyaan rutin. Aku seringkali berpikir, jangan-jangan Dhiya bosan juga dengan pertanyaan yang itu-itu saja. Tapi tunggu dulu. Itu awalnya saja, selanjutnya... coba saja perhatikan.
"Hem..hem..." jawabnya selalu dengan nada khas.
Sebelum menginjak pedal gas, aku akan memandangnya dengan raut bertanya. Kalau Dhiya tak menjawab, aku biasanya melanjutkan dengan kalimat, "Memangnya tadi belajar apa?". Hhhh.. pertanyaan rutin. Aku seringkali berpikir, jangan-jangan Dhiya bosan juga dengan pertanyaan yang itu-itu saja. Tapi tunggu dulu. Itu awalnya saja, selanjutnya... coba saja perhatikan.
Langganan:
Postingan (Atom)