Bontang panasnya puoooollll. Kami baru duduk-duduk bertiga di ruang keluarga yang alhamdulillah suhu ACnya cukup sejuk. Dhiya, Mbah Uti (ibuku) dan aku. Baru satu jam yang lalu Dhiya pulang sekolah. Mestinya Dhiya tidur siang, tapi dalam keadaan aku dan ibu tidak tidur, mana mau Dhiya tidur siang sendiri. Jadilah kami asyik dengan kegiatan masing-masing. Mbah Uti membaca koran, aku surfing internet, Dhiya memoles roti dengan selai strawberry di sebelahku dan kemudian menikmati roti hasil olesannya.
"Umi, tau Izza temanku enggak?" tanya Dhiya. Aku menggeleng.
"Itu lho, yang ibunya temenan dengan Umi di fesbuk," kata Dhiya berusaha menerangkan.
"Ooo... memang kenapa?" tanyaku, sambil mikir Izza yang mana ya?
"Tadi di sekolah Izza memberi pertanyaan padaku dan teman-teman. Katanya apa yang putih-putih bisa keliling mesjid?" cerita Dhiya lagi.
"Apa itu?" tanyaku.
"Enggak tau... Aku menyerah, teman-teman juga. Terus tau enggak Umi apa jawab Izza?"
Aku menggeleng.
"Kata Izza, putih-putih bisa keliling mesjid itu : Pak Ustadz cari sandalnya!"
Hahahaha... ada-ada aja temannya Dhiya.
Terimakasih Dhiya, sudah membuat Umi tertawa di siang yang terik ini dengan ceritamu.
"Umi, tau Izza temanku enggak?" tanya Dhiya. Aku menggeleng.
"Itu lho, yang ibunya temenan dengan Umi di fesbuk," kata Dhiya berusaha menerangkan.
"Ooo... memang kenapa?" tanyaku, sambil mikir Izza yang mana ya?
"Tadi di sekolah Izza memberi pertanyaan padaku dan teman-teman. Katanya apa yang putih-putih bisa keliling mesjid?" cerita Dhiya lagi.
"Apa itu?" tanyaku.
"Enggak tau... Aku menyerah, teman-teman juga. Terus tau enggak Umi apa jawab Izza?"
Aku menggeleng.
"Kata Izza, putih-putih bisa keliling mesjid itu : Pak Ustadz cari sandalnya!"
Hahahaha... ada-ada aja temannya Dhiya.
Terimakasih Dhiya, sudah membuat Umi tertawa di siang yang terik ini dengan ceritamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar